Kaline asat Petanine Mlarat

Para petani di Desa Kapung mengeluh akibat kekurangan pasokan air untuk pertanian.
Banyak yang merugi akibat kekurangan pasokan air, terutama dimusim kemarau.
Ditambah lagi adanya pekerjaan pembangunan dan normalisasi sungai gelapan barat.
Pada masa peralihan masa tanam memang di Desa Kami sudah diatur dan di PerDeskan dengan menutup saluran air guna menyeimbangkan sistem pola tanam yang selaras dan mengembalikan tingkat kesuburan tanah. Namun di musim tanam ini sangat berbeda, apalagi ditambah dampak pekerjaan pembangunan dan normalisasi saluran sungai gelapan barat dengan menutup aliran yang berasal dari sungai Tuntang. Dampak dari pekerjaan tersebut juga mengakibatkan sumur resapan sepanjang aliran sungai juga mengalami kekeringan. Secara tidak langsung kejadian tersebut menimbulkan banyak kerugian dan
konflik antar warga petani untuk berupaya bahkan berebut air.
Dari dampak itu banyak petani yang merugi baik fisik maupun materi karena mereka harus lebih ekstra dalam mencukupi kebutuhan air, mulai dari sewa diesel dan hasil tanam pun tidak bisa bagus seperti yang diharapkan. Banyak tanaman mereka hampir dan gagal panen karena kekurangan air dan banyak juga yang terkena hama seperti ulat dan lain sebagainya.
Petani harus mengeluarkan banyak modal untuk mencari pasokan air untuk lahan mereka. Bahkan ada yang menyedot air dari saluran limbah untuk menyuplai air di lahan persawahan mereka. Para petani banyak yang mengeluhkan dan mengadu ke pihak pemerintah desa agar dapat menyelesaikan masalah yang mereka hadapi.
Karena yang mereka butuhkan sekarang adalah “penanggulangan untuk mengurangi penderitaan mereka” ujar salah seorang petani.
Gagal panen karena hasil tanaman kekurangan air dan banyak yang terkena penyakit hama seperti ulat dan sebagainya. Seakan akan para petanipun sudah lelah untuk menghadapi masalah tersebut.

admindesa

@by

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.